Menumbuhkan Sifat Jujur Anak

Anak Jujur
ISLAMEDICA - Pendidikan orangtua di dalam rumah mempengaruhi kepribadian seorang anak. Bahkan porsi home schooling seharusnya lebih banyak dibandingkan pendidikan di sekolah. Dengan maksud untuk mengendalikan anak dari pengaruh lingkungan luar yang negatif. Karena sebagian besar karakter dan sifat anak diambil dari ibu, ayah ataupun anggota keluarga lainnya. Jadi, sudah semestinya bagi semua dari kita yang sudah berkeluarga  memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya. Sedangkan yang belum berumah tangga agar senantiasa memberi contoh kepada adik-adiknya yang lebih muda.

Diantara kepribadian anak yang perlu untuk ditumbuhkan adalah kejujuran. Satu kalimat sederhana yang kiranya  bisa kita pahami bahwa, “kejujuran adalah perhiasan yang lebih berkilau dari berlian”. Jika kita mau merenungkan, kalimat tersebut dapat kita jadikan sebagai pedoman bahwa kepribadian seseorang salah satunya tercermin dalam kata-katanya yang apa adanya, tidak dikurangi dan tidak dilebih-lebihkan.

Peran ibu dan ayah di sini adalah hal yang mutlak. Harus menyempatkan waktu setiap harinya mengajarkan sesuatu yang bisa menumbuhkan sifat jujur. Entah itu dari perkataan orangtua sendiri kepada anak yang senantiasa terbuka, maupun dengan hikmah-hikmah yang bisa lebih dimengerti. Namun, jika sebaliknya terbiasa berkata bohong, lambat laun kebiasaan itu akan ditiru. Sebagai contoh misalnya anak susah mandi sehingga ditakut-takuti kalau nanti disuntik dokter. Padahal sebenarnya tidak ada dokter karena hanya ingin membuat anak mau mengikuti perintah saja. Seiring usia yang semakin bertambah, anak akan tahu bahwa selama ini perkataan orang tua yang menakut-nakuti itu hanyalah kebohongan. Entah disadari ataupun tidak fenomena ini sudah menjadi hal yang biasa di masyarakat.

Menyerahkan anak kepada orang lain selagi orangtua masih ada dan mampu adalah hal yang keliru. Contohnya kepada pembantu ataupun kakek-neneknya. Pembantu hanya mengerjakan tugas yang bersifat lahiriah saja seperti menyiapkan makan, dan pakaian untuk anak. Hal-hal yang sifatnya rohaniyah jarang diperhatikan. Apalagi kebanyakan pembantu bisa seluruhnya diasumsikan tidak memahami agama, tidak mengerti akhlak dan adab. Sedangkan kakek-nenek cenderung memanjakan, membiarkan apa saja yang dilakukan anak sehingga lanak epas kendali.

Oleh karena itu tidaklah benar menelantarkan anak demi kesibukan ataupun pekerjaan. Mereka butuh perhatian, pendidikan agama dan karakter yang lebih. Seorang ayah bersibuk-sibuk mencari nafkah boleh-boleh saja, namun tidak serta merta melapaskan tanggung jawabnya sebagai guru bagi keluarganya. Terlebih bagi ibu seharusnya untuk lebih lagi bagaimana mendidik buah hatinya dengan benar. Agar kelak menjadi manusia yang dapat dipercaya, senantiasa jujur kepada dirinya maupun orang lain.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment