Yang
namanya bangkai tetaplah bangkai. Walaupun di sembunyikan dan di tutup
rapat-rapat, bau busuknya akan tetap tercium. Sama halnya dengan Shalat karena
riya', karena ingin dilihat orang lain, shalat karena ingin di puji orang, agar
orang lain atau pacarnya tahu bahwa dirinya orang yang shaleh, tetap
saja bau kemunafikan itu tidak akan luput dari pengawasan Allah.
"Sesungguhnya
orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, maka Allah membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya' (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali."
(QS.
An-Nisa' : 142)
Demi
Allah. Kalau tidak karena orang lain, orang dengan karakter seperti ini tidak
akan shalat. Kalaupun shalat, dia akan shalat seperti ayam yang mematuk cacing.
Shalatnya yang dia lakukan sangat cepat dan tidak mengahayati dan tidak tahu
apa yang dibaca. Shalat seseorang bisa menjadi gerbang menuju jalan terang yang
akan menuntunnya ke dalam syurga bagi mereka yang berdiri tegak untuk shalat
dengan penuh keikhlasan. Dan shalat seseorang pun bisa menjadi jalan penuh
kesesatan yang akan melemparkannya ke dalam neraka karena mereka shalat dalam
keadaan lalai, shalat dalam keadaan munafik.
"Itulah
shalat munafik. Dia duduk menunggu matahari dan jika matahari sudah berada
diantara dua tanduk syaitan (hampir tenggelam), dia bangun dan mematuk empat
kali (shalat ashar dengan sangat cepat) dan tidak mengingat Allah kecuali hanya
sedikit."
(HR.
Muslim dari Anas bin Malik)
Bukankah
Shalat itu adalah kesempatan yang sangat baik untuk memperbaiki citra kita di
hadapan Allah? Namun sayangnnya selalu kita sia-siakan moment indah ini. Shalat
yang kita laksanakan masih karena terpaksa, karena hanya ikut-ikut orang lain,
karena di suruh kekasih di dunia, karena ingin dilihat orang lain. Dan kita
hanya memakai pakaian sekenanya saat mengahadap Allah kekasih sejati kita.
Pakaian kita saat shalat untuk mengahadap Allah kalah rapi saat kita menghadap
kekasih di dunia, kalah rapi ketika mengikuti acara- acara kamnpus dan
pesta. Astaghfirullahhal'adzim. Betapa
buruknya citra kita di hadapan Allah, betapa rendah posisi kita di mata Allah.
Mungkin kita bisa menyembunyikan citra buruk kita di hadapan teman-teman dan
orang-orang di sekeliling kita. Namun sifat munafik kita tetap akan nampak di
hadapan Allah. Dan bangkai tetaplah bangkai.
Maksud
saya disini bukanlah untuk menghujat bahwa kita adalah orang munafik yang
sesungguhnya. Namun yang saya maksud bahwa sifat munafik itu bisa menjamah
siapa saja. Dan kita tidaklah selalu aman dari sifat munafik ini. Sudah
sepantasnyalah kita koreksi diri, apakah kita sudah benar-benar ikhlas dalam
menjalankan shalat? Mari kita senantiasa perbaiki citra kita di hadapan Allah
dengan menunaikan shalat benar-benar hanya karena Allah untuk mengaharap
ridha-Nya bukan ridha pacar atau orang lain.
Blogger Comment
Facebook Comment