TBC yang masuk dimakan makrofag, tetapi tidak mati. M tuberculose yang berada dalam makrofag tersebut mensensitasi T cell sehingga terjadi keadaan imunitas atau hipersensitivitas. Bila lymphokin yang diproduksi tidak banyak, terjadi reaksi imuntas. Lymphokin yang mampu meningkatkan fagositosis dan meningkatkan bakterisidal. Bila lymphokin yang diproduksi tidak banyak, terjadi hipersensitivitas di mana terjadi khemotaksis monosit dan makrofag. T cell yang tersensitasi membuat pagar, mengelilingi protoplasma makrofag yang berbentuk serupa epitel (sel epiteloid). Akhirnya terbentuk granuloma yang khas. Granuloma tersebut akhirnya mengalami nekrosis perkejuan di bagian sentralnya. Bila basil tbc dimasukkan ke dalam jaringan, maka lekosit ramai-ramai tercurah di daerah itu.
Fase lekosit ini tidak berlangsung lama dan sel lekosit ini kemudian diganti oleh sel makrofag yang sanggup memfagositosus lekosit yang mati dan basil tbc. Akibatnya makrofag berubah menjadi sel epiteloid. Sel epiteloid ini mengelompok/bersatu membentuk sel raksasa Langhans dengan inti-inti berderet melingkar. Bila tuberkel ini bersifat avaskuler, maka terdapat lekosit dan terjadi nekrosis kaseosa. Bila lekositnya banyak, terjadi keadaan supuratif.
Sifat basil TBC tidak membentuk toksin, mengandung bahan. Lipid bila difagositosis menyebabkan konversi makrofag menjadi sel epiteloid. Sejenis lilin dan asam hidroksilat yang dikenal sebagai acid fast. Polysaccharide : merangsang efek khemotaktik terhadap netrofil sehingga mengelompok di tempat infeksi Protein merangsang netrofil dan makrofag, merangsang monosit.makrofag untuk membentuk sel epiteloid dan sel raksasa Langhans.
Penyebaran
Ada 4 cara penyebaran M. tuberculosa dalam tubuh, yaitu : Hematogoen– tuberculosis miliaris (paru, meninges, ginjal, limpa, hepar, endometrium, tulang, Limfogen – limfadenitis tuberkulosa, melalui nodulus cerviles dan axillaris, Broncogen : dalam paru sendiri, dengan melewati bronchus dan cabang-cabangnya, dan Langsung : tuberkel yang meluas atau pecah meng-hasilkan massa kaseosa yang mengalir di sekitarnya dan menimbulkan infeksi baru.
TBC Primer
Primer effect: tuberkel subpleural umumnya Tbc ini biasa pada bayi dan anak dan merupakan infeksi pertama basil Tbc pada tubuh. lobus medius dan lobus inferior (tuberkel GHON). Sedangkan PPrimer complex : primer effect + infeksi limfonodi mediastinalis hilus).Penyembuhan biasanya dengan fibrosis dan klasifikasi. TBC Post Primer Tbc ini terjadi pada dewasa, disebut pula Tbc reinfeksi atau sekunder, umumnya tuberkulose terpusat di apex pulmo, membentuk caverna.
Blogger Comment
Facebook Comment