Kebenaran Di balik Larangan Isbal

Setiap perintah Rasulullah kepada ummatnya untuk mengerjakan sesuatu pasti mempunyai maksud dan tujuan. Salah satunya adalah perintah meninggikan celana di atas mata kaki bagi ikhwan. Alasan larangan isbal bagi lelaki adalah agar celana tidak terkena kotoran dan tetap suci saat dipakai untuk shalat. Ini terbukti benar. Rata-rata celana ikhwan yang isbal terkena kotoran karena menyentuh tanah atau benda lain yang menyebabkan celana tidak suci lagi untuk di pakai shalat. Berdasarkan pengalaman saya sewaktu dulu masih isbal, ketika saya mencuci celana, saya selalu menemukan celana saya dalam keadaan hitam kelam di bagian lingkar pergelangan kaki. Dan saya harus berusaha keras membersihkannya dengan sikat agar menjadi bersih. Jelas saya merasa sangat kesal karena hampir semua celana saya kotor di bagian itu.

Namun sangat berbeda dengan kedaan celana saya sekarang. Sewaktu saya mencuci celana, saya tidak pernah menemukan ada warna hitam karena kotoran yang menempel di bagian lingkar pergelangan celana. Saya tidak lagi harus berusaha keras untuk membersihkannya, dan tidak lagi menyusahkan saya. Sempat berpikir mungkin inilah hikmah di balik celana cingkrang yang saya pakai. Ketika seseorang melaksanakan perintah Rasulullah untuk meninggikan celananya di atas mata kaki, sangat kecil potensi celananya terkena kotoran dari tanah. Sungguh saya sangat merasa beruntung di beri hidayah oleh Allah untuk memakai celana di atas mata kaki. Karena tidak semua orang mengerti akan maksud dan tujuan dari meninggikan celananya di atas mata kaki. Meski saya sering mendapat cibiran karena memakai celana cingkrang, tapi saya anggap saja angin, karena angin mudah berlalu. Dan saya sekarang menyadari bahwa tidak ada lagi alasan bagi para ikhwan untuk tidak memakai celana cingkrang.

Dan saya harap bagi para ikhwan sekalian tidak lagi isbal, tidak lagi menyeret celananya dengan sombong. Celana di atas mata kaki itu bukanlah sunnah, tapi adalah kewajiban bagi para ikhwan sekalian. Rasulullah telah mengajarakan kepada kita apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita tinggalkan. Bukankah Rasulullah adalah teladan yang baik. Siapakah yang yang kita contoh? Rasulullah atau orang kafir?
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment