Asuhan Keperawatan Trauma Abdomen

Berikut adalah hasil ringkasan dari askep trauma abdomen, semoga bisa menjadi bahan kajian
1.    PENGKAJIAN
Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan singkat tetapi menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.
Pengkajian data dasar menurut Brunner & Suddart (2001), adalah :
a.    Aktifitas / istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala,nyeri, mulas
Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera (trauma).
b.    Sirkulasi
Data Obyektif : Kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi, hiperventilasi, dll).

c.    Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku / kepribadian (tenang atau dramatis)
Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi.
d.    Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih / usus atau mengalami gangguan fungsi.
e.    Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen
f.    Neurosensori
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara,vertigo
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan statusmental, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh
g.    Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama.
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
h.    Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas
i.    Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru / trauma karena kecelakaan.
Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif, gangguan rentang gerak

2.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada trauma abdomen diantara lain adalah:
a.    Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan
b.    Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
c.    Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan
d.    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
e.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera tusuk.
f.    Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan kerusakan kulit. infeksi tidak terjadi / terkontrol.

3.    PERENCANAAN KEPERAWATAN
a.    Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan.
Tujuan : Terjadi keseimbangan volume cairan.
Kriteria hasil: Kebutuhan cairan terpenuhi
Intervensi :
1)    Kaji tanda-tanda vital
Rasional: untuk mengidentifikasi defisit volume cairan
2)    Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
Rasional: mengidentifikasi keadaan perdarahan
3)    Kaji tetesan infus
Rasional: awasi tetesan untuk mengidentifikasi kebutuhan cairan.
4)    Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.
Rasional: cara parenteral membantu memenuhi kebutuhan nuitrisi tubuh.
5)    Kolaborasi Tranfusi darah
Rasional: menggantikan darah yang keluar.

b.    Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
Tujuan : Nyeriteratasi
Intervensi :
1)    Kaji karakteristik nyeri
Rasional:  mengetahui tingkat nyeri klien.
2)    Beri posisi semi fowler.
Rasional: mengurngi kontraksi abdomen
3)    Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksi
Rasional: membantu mengurangi rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian
4)    Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
Rasional: analgetik membantu mengurangi rasa nyeri.
5)    Managemant lingkungan yang nyaman
Rasional: lingkungan yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman klien

c.    Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan
Tujuan : Ansietas teratasi
Intervensi :
1)    Perilaku koping baru dan anjurkan penggunaan ketrampilan yang berhasil pada waktu lalu
Rasional: koping yang baik akan mengurangi ansietas klien.
2)    Dorong dan sediakan waktu untuk mengungkapkan ansietas dan rasa takut dan berikan penanganan
Rasional: mengetahui ansietas, rasa takut klien bisa mengidentifikasi masalah dan untuk memberikan penjelasan kepada klien.
3)    Jelaskan prosedur dan tindakan dan beripenguatan penjelasan mengenai penyakit
Rasional: apabila klien tahu tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, klienmengerti dan diharapkan ansietas berkurang
4)    Pertahankan lingkungan yang tenang dantanpa stres
Rasional: lingkungan yang nyaman dapat membuat klien nyaman dalam menghadapi situasi
5)    Dorong dan dukungan orang terdekat
Rasional: memotifasi klien

d.    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : Dapat bergerak bebas
Intervensi :
1)    Kaji kemampuan pasien untuk bergerak
Rasional: mengidentifikasi kemampuan klien dalam mobilisasi
2)    Dekatkan peralatan yang dibutuhkan pasien
Rasional: meminimalisir pergerakan kien
3)    Berikan latihan gerak aktif pasif
Rasional: melatih otot-otot klien
4)    Bantu kebutuhan pasien
Rasional: membantu dalam mengatasi kebutuhan dasarklien
5)    Kolaborasi dengan ahli fisioterapi.
Rasional: terapi fisioterapi dapat memulihkan kondisi klien

e.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera tusuk.
Tujuan: Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
Kriteria Hasil :
1)    tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
2)    luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
3)    Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.
Intervensi:
1)    Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.
Rasional : mengetahui tingkat kerusakan kulit klien
2)    Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka
Rasional : mengkaji resiko terjadinya infeksi
3)    Pantau peningkatan suhu tubuh.
Rasional : mengontrol tanda-tanda infeksi
4)    Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan steril, gunakan plester kertas.
Rasional : membantu proses penyembuhan luka dan menjaha agar luka kering dan bersih
5)    Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement.
Rasional : memperbaiki keutuhan integritas kulit secara cepat
6)    Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan.
Rasional : menjaga luka agar tidak terpapar mikroorganisme
7)    Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Rasional : membunuh mikroba penyebab infeksi

f.    Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan kerusakan kulit.
Tujuan : infeksi tidak terjadi / terkontrol.
Kriteria hasil :
1)    Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
2)    Luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
3)    Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.
Intervensi :
1)    Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : mengetahui keadaan umum klien
2)    Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
Rasional : menjaga agar luka bersih dan kering
3)    Lakukan perawatan terhadap prosedur invasif seperti infus, kateter, drainase luka
Rasional : mencegah terjadi infeksi lebih lanjut
4)    Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.
Rasional : memberikan data penunjang tentang resiko infeksi
5)    Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
Rasional : membunuh mikroorganisme penyebab infeksi


Semoga asuhan keperawatan trauma abdomen di atas bisa bermanfaat bagi dunia kesehatan khususnya keperawatan dan kebidanan. Terimakasih dan salam sehat.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment