Manajemen Hospitalisasi Remaja

Identity vs kebingungan peran

Anak mengembangkan cara baru berinteraksi dengan keluarga dan teman sebaya, belajar peran sesuai gender dan bekerja mempertahankan peran sosial baru, mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah, belajar fungsi mandiri

Masalah

1. Rasa takut : dapat berpikir hipotesis (sakit karena disfungsi fisiologis dan emosional), banyak bertanya dan mengekspresikan rasa takut secara verbal tentang konsekuensi penyakit 
2. Anxiety : perpisahan dengan sekolah dan teman lebih bermakna daripada orangtua, menarik diri karena perubahan penampilan 
3. Tidak berdaya : peduli terhadap kehilangnan fungsi mandiri, sulit mengijinkan bantuan secara fisik dan emosi saat marah, frustrasi, menarik diri.
4. Gangguan citra diri: peduli dengan ancaman perubahan terhadap perkembangan identitas seksual dan peran sesuai gender, amat perduli terhadap perubahan citra diri, kuatir tentang tanggapan orang lain dikasihani, sulit bekerja sama jika pengobatan berhubungan dengan perubahan citra diri

Manajemen Keperawatan
  • Fasilitasi perencanaan aktivitas (peer) 
  • Jelaskan ke orangtua tentang kebut mandiri 
  • Monitor perilaku bahwa anak ingin bicara 
  • Berikan permainan dan aktivitas lain yang membantu diskusi 
  • Active listening dan diskusi ttg perhatian anak di luar RS 
  • Berikan penyuluhan rinci tentang prosedur, pengobatan, terapi yang menyangkut genital 
  • Berikan privacy setiap prosedur 
  • Masuk RS untuk dirawat 
  • Rencana: konseling program oleh perawat 
  • Tahu prosedur medis, fasilitas untuk pasien, petugas perawatan 
Persiapan 
  • Atur kamar berdasarkan tingkat usia, diagnosa penyakit, penyakit menular, perkiraan lamanya dirawat 
  • Siapkan teman sekamar (balita s/d remaja) 
  • Siapkan kamar untuk anak dan orangtua (formulir dan alat yang dibutuhkan tersedia) 
  • Saat masuk
  • Kenalkan ners pada anak dan ortu 
  • Orientasi ruangan/fasilitas 
  • Kenalkan anak dan keluarga dengan teman sekamar 
  • Berikan gelang identitas 
  • Jelaskan peraturan RS dan jadual yang berlaku 
  • Lakukan anamnesa keperawatan 
  • Ukur VS, TB, BB 
  • Lakukan pemeriksaan lab 
  • Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan fisik  
Saat masuk IGD
  • Perpanjangan prosedur persiapan masuk tidak tepat dan tidak mungkin pada situasi darurat 
  • Jika bukan mengancam kehidupan, ajak anak bekerja sama 
  • Fokus pada komponen konseling keperawatan:  
  • Perkenalan, gunakan nama anak bukan sayang, tentukan tingkat tum-bang, info status kes anak, info keluhan utama anak dan orangtua
Saat masuk ICU
  • Siapkan anak dan ortu utk ICU elektif (post op jantung) 
  • Siapkan anak dan ortu untuk masuk yang tak terduga 
  • siapkan orangtua sampai dengan penampilan anak dan perilakunya saat pertama mengunjungi anak di ICu
  • Temani orangtua di sisi TT anak-->support 
  • Siapkan saudara kandung utk kunjungan dan monitor reaksi mereka
 Stressor di ICU atau NICU untuk anak dan keluarga
1. fisik : nyeri dan rasa tidak nyaman, immobilisasi, kurang tidur, tidak mampu makan dan minum, perubahan kebiasaan eliminasi.
2. Lingkungan : lingkungan asing, bunyi yang asing, orang asing, bau asing dan tidak enak, cahaya yang terus menerus, aktivitas ke pasien lain, kesiagaan petugas.
3. Psikologis : kurangnya privacy, tidak mampu berkomunikasi, tidak cukup tahu dan paham tentang situasi, penyakit yang berat, perilaku orangtua.
4. Sosial : hubungan yang terputus, peduli terhadap sekolah atau pekerjaan, gangguan/kurang bermain.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment