Definisi Trauma Dada
Trauma
: cedera, biasanya cidera yang serius dan tidak diharapkan.
Thorax
: bagian atas badan atau sangkar tulang dan tulang rawan yang melingkupi
organ-organ utama respirasi dan sirkulasi dan menutupi sebagian organ perut.
Trauma
dada adalah cedera bagian atas badan atau sangkar tulang dan tulang rawan yang
melingkupi organ-organ utama respirasi dan sirkulasi dan menutupi sebagian
organ perut baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan
system pernafasan (Mosby, 2009)
Anatomi Fisiologi
Secara
anatomis rongga toraks di bagian bawah berbatasan dengan rongga abdomen yang
dibatasi oleh diafragma, dan batas atas dengan leher dapat diraba incisura
jugularis. Otot-otot yang melapisi dinding dada yaitu: mlatissimus
dorsi, m.trapezius, m.rhomboideus mayor dan minor, m.serratus anterior dan
m.intercostalis. tulang dinding dada terdiri dari sternum, vertebrata
torakalis, iga dan skapula. Organ yang terletak di dalam rongga toraks:
paru-paru dan jalan nafas, esofagus, jantung, pembuluh darah besar, saraf, dan
sistem limfatik (Kukuh, 2002).
1. Anatomi
Rongga Thoraks
Kerangka dada yang terdiri
dari tulang dan tulang rawan, dibatasi oleh :
a. Depan
: Sternum dan tulang iga.
b. Belakang
: 12 ruas tulang belakang (diskus intervertebralis).
c. Samping
: Iga-iga beserta otot-otot intercostal.
d. Bawah
: Diafragma
e. Atas
: Dasar leher.
2. Isi
a. Sebelah
kanan dan kiri rongga toraks terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus
pleuranya.
b. Mediatinum
: ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya meliputi jantung
dan pembuluh-pembuluh darah besar, oesophagus, aorta desendens, duktus torasika
dan vena kava superior, saraf vagus dan frenikus serta sejumlah besar kelenjar
limfe.
Biomekanika Trauma
Akibat
trauma daripada toraks, ada 3 komponen biomekanika yang dapat menerangkan
terjadinya luka, yaitu kompresi, peregangan dan stres. Kompresi terjadi ketika
jaringan kulit yang terbentuk tertekan, peregangan terjadi karena jaringan
kulit terpisah dan stres merupakan tempat benturan pada jaringan kulit yang
bergerak berhubungan dengan jaringan kulit yang tidak bergerak. Kerusakan
anatomi yang terjadi akibat trauma dapat ringan sampai berat tergantung besar
kecilnya gaya penyebab terjadinya trauma. Kerusakan anatomi yang ringan berupa
jejas pada dinding toraks, fraktur kosta simpel. Sedangkan kerusakan anatomi
yang lebih berat berupa fraktur kosta multipel dengan komplikasi, pneumotoraks,
hematotoraks dan kontusio paru. Trauma yang lebih berat menyebabkan perobekan
pembuluh darah besar dan trauma langsung pada jantung.
Akibat kerusakan anatomi dinding toraks dan organ di dalamnya dapat
menganggu fungsi fisiologi dari sistem pernafasan dan sistem kardiovskuler.
Gangguan sistem pernafasan dan kardiovaskuler dapat ringan sampai berat
tergantung kerusakan anatominya. Gangguan faal pernafasan dapat berupa gangguan
fungsi ventilasi, difusi gas, perfusi dan gangguan mekanik/ alat pernafasan.
Salah satu penyebab kematian pada trauma adalah gangguan faal jantung dan pembuluh
darah (Curtis, 2011).
Etiologi
Trauma
dada dapat disebabkan oleh:
1. Tamponade jantung: disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke mediastinum/ daerah
jantung.
2. Hematotoraks: disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik
atau spontan.
3. Pneumothoraks: spontan (bula yang pecah); trauma (penyedotan luka rongga
dada); iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paru-paru, insersi CVP, ventilasi
dengan tekanan positif) (Curtis, 2011).
Klasifikasi Trauma Dada
Klasifikasi
dari trauma dada antara lain:
Trauma toraks dapat dibagi dalam dua kelompok besar,
yaitu trauma tembus dan tumpul.
1. Trauma tembus (tajam)
- Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi) langsung
akibat penyebab trauma
- Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau, kaca, dsb)
atau peluru
- Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi
2. Trauma tumpul
- Tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks.
- Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh,
olahraga, crush atau blast injuries.
- Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks adalah
kontusio paru.
- Sekitar <10% yang memerlukan operasi torakotomi.
Manifestasi Klinis Trauma Dada
1. Tanda-tanda dan gejala pada trauma thorak: ada jejas
pada thorak, nyeri pada
tempat trauma, bertambah saat inspirasi, pembengkakan
lokal dan krepitasi pada saat palpasi, pasien
menahan dadanya dan bernafas pendek, dispnea,
hemoptisis, batuk dan emfisema subkutan, penurunan
tekanan darah
2. Tamponade
jantung: Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung, gelisah, pucat, keringat dingin, peninggian TVJ (tekanan vena jugularis), pekak jantung melebar, bunyi jantung melemah, terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure, ECG terdapat low voltage seluruh lead, perikardiosentesis keluar darah.
3. Hematotoraks
: pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD, gangguan pernapasan, pneumothoraks, nyeri dada mendadak dan sesak napas, gagal pernapasan dengan sianosis, kolaps sirkulasi, dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang
terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali, pada auskultasi terdengar bunyi klik.
Komplikasi Dari Trauma Dada
- Iga :
fraktur multiple dapat menyebabkan kelumpuhan rongga dada.
- Pleura,
paru-paru, bronkhi: hemo/hemopneumothoraks-emfisema pembedahan.
- Jantung :
tamponade jantung; ruptur jantung; ruptur otot papilar; ruptur klep jantung.
- Pembuluh
darah besar : hematothoraks.
- Esofagus :
mediastinitis.
- Diafragma :
herniasi visera dan perlukaan hati, limpa dan ginjal.
Blogger Comment
Facebook Comment