Susahnya Beristiqamah


Tidak terasa hari-hari terlewati begitu saja. Tahun demi tahun berlalu begitu kilat seperti bola yang menggelinding. Belum dapat apa-apa. Itu jawaban kata hati kita ketika mengingat kematian. Belum ada bekal yang cukup. Ya memang seharusnya kita merasa tidak pernah cukup dengan amal yang kita kerjakan. Sehingga hal itu bisa memicu kita untuk senantiasa meningkatkan amalan wajib dan amalan sunnah kita. Karena dengan dasar itulah, takut jika amalan yang kita bawa belum cukup sebagai bekal kita di kubur dan akhirat yang akan membuat kita semakin menjaga konsistensi terhadap dien yang haq ini.

Keinginan untuk berubah adalah hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Yang sulit adalah istiqamah untuk selalu menjaga diri agar tidak goyah pendirian. Inilah sesuatu yang perlu kita pahami dan sepatutnya kita jadikan acuan untuk koreksi diri. Sifat continue dalam beribadah adalah sesuatu yang amat berat meskipun terkadang hanya hal yang bisa dibilang sepele. Maka kita juga butuh nutrisi iman agar pendirian kita tidak goyah. Bisa dengan berbagai cara. Diantaranya membaca kisah-kisah teladan ummat terdahulu yang dikisahkan di Al-Qur'an maupun Hadits. Ataupun membaca kisah-kisah azab yang mengerikan pada seseorang yang dzalim yang bisa membuat bulu kuduk kita merinding sehingga memancing diri kita agar menghindari maksiat. Atau juga rutin mengikuti kajian-kajian dan bergaul dengan orang shaleh ataupun shalehah yang bisa memberi nasehat kepada kita.

Jadi, jangan pernah remehkan tholabul 'ilmi. Walaupun hanya sekedar ngobrol-ngobrol seputar polemik dalam Islam. Namun sungguh itu bisa memupuk iman kita agar selalu subur dalam istiqamah.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment