"Dan sungguh Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan."(QS.An-Nahl:96)
Jalan dakwah itu memang butuh kesabaran bagi yang menekuninya. Jika jalan dakwah itu tulus atau bisa dikatakan konsisten hanya kepada Allah. Bukan karena ingin mencari-cari nama atau materi, maka celaan dari orang lain akan banyak mengiringi langkah dakwah kita. Sabar, kadang itu yang hanya bisa kita lakukan. Ketika orang lain mencela apa yang kita kerjakan. Atau kadang ada orang yang mengatakan diri kita "sok alim" saat mengingatkan. Tak jarang juga malah di maki oleh anggota keluarga sendiri. Namun jika di pikir-pikir, itu belum bisa dikatakan cobaan. Karena lebih banyak disana orang-orang yang shaleh mendapat cobaan yang lebih berat. Di asingkan masyarakat, di siksa oleh preman, bahkan banyak juga yang malah di penjara. Jadi, jika hanya mendapat celaan ataupun ejekan dari orang lain itu belum bisa dikatakan cobaan. Itu hanya sekedar secuil untaian omongan tak berdasar. Janganlah di anggap sebagai ujian yang memberatkan. Anggap saja itu sebagai angin. Mudah menghampiri dan mudah berlalu juga.
Keutamaan sabar bagi setiap muslim yang berdakwah di jalan-Nya ini sangatlah memegang peranan. Karena dakwah tidak mungkin akan membuahkan hasil sesuai yang diharapkan jika tidak disertai dengan kesabaran. Sebagian orang bahkan banyak sebetulnya yang kerap kali mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya. Padahal sabar itu tidak ada batasnya. Jika seseorang marah atau merasa jengkel dengan sesuatu dan dengan perasaan dongkolnya itu mengakibatkan keputus asaan di dalam berdakwah, maka yang seperti itu tidaklah di golongkan sebagai orang yang sabar. Karena tidak masuk akal jika marah, jengkel, dan ungkapan yang sejenisnya dikatakan sabar itu ada batasnya.
Oleh karena itu segala permasalahan yang kita alami, niscaya dapat kita selesaikan dengan kesabaran, izin serta kekuatan dari Allah ta’ala. Kita beriman bahwa Allah adalah Dzat yang maha kuasa yang memiliki hikmah yang sempurna dalam seluruh ketetapan yang diberikan kepada makhluk-Nya. Dengan keyakinan seperti ini maka sudah sepatutnya kita bersabar dengan segala ketetapan yang terjadi pada kita, dan ingat hal tersebut merupakan ujian bagi kita. Jika kita mampu bersabar maka Allah akan menaikan derajat kita di sisi-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ”Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqoroh : 153).
Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk meminta pertolongan dalam perkara dunia dan akhirat dengan kesabaran dan shalat. Selain itu, ayat yang mulia ini menunjukkan keutamaan orang yang bersabar yaitu mendapat ma’iyyah (kebersamaan) Allah.
Jalan dakwah itu memang butuh kesabaran bagi yang menekuninya. Jika jalan dakwah itu tulus atau bisa dikatakan konsisten hanya kepada Allah. Bukan karena ingin mencari-cari nama atau materi, maka celaan dari orang lain akan banyak mengiringi langkah dakwah kita. Sabar, kadang itu yang hanya bisa kita lakukan. Ketika orang lain mencela apa yang kita kerjakan. Atau kadang ada orang yang mengatakan diri kita "sok alim" saat mengingatkan. Tak jarang juga malah di maki oleh anggota keluarga sendiri. Namun jika di pikir-pikir, itu belum bisa dikatakan cobaan. Karena lebih banyak disana orang-orang yang shaleh mendapat cobaan yang lebih berat. Di asingkan masyarakat, di siksa oleh preman, bahkan banyak juga yang malah di penjara. Jadi, jika hanya mendapat celaan ataupun ejekan dari orang lain itu belum bisa dikatakan cobaan. Itu hanya sekedar secuil untaian omongan tak berdasar. Janganlah di anggap sebagai ujian yang memberatkan. Anggap saja itu sebagai angin. Mudah menghampiri dan mudah berlalu juga.
Keutamaan sabar bagi setiap muslim yang berdakwah di jalan-Nya ini sangatlah memegang peranan. Karena dakwah tidak mungkin akan membuahkan hasil sesuai yang diharapkan jika tidak disertai dengan kesabaran. Sebagian orang bahkan banyak sebetulnya yang kerap kali mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya. Padahal sabar itu tidak ada batasnya. Jika seseorang marah atau merasa jengkel dengan sesuatu dan dengan perasaan dongkolnya itu mengakibatkan keputus asaan di dalam berdakwah, maka yang seperti itu tidaklah di golongkan sebagai orang yang sabar. Karena tidak masuk akal jika marah, jengkel, dan ungkapan yang sejenisnya dikatakan sabar itu ada batasnya.
Oleh karena itu segala permasalahan yang kita alami, niscaya dapat kita selesaikan dengan kesabaran, izin serta kekuatan dari Allah ta’ala. Kita beriman bahwa Allah adalah Dzat yang maha kuasa yang memiliki hikmah yang sempurna dalam seluruh ketetapan yang diberikan kepada makhluk-Nya. Dengan keyakinan seperti ini maka sudah sepatutnya kita bersabar dengan segala ketetapan yang terjadi pada kita, dan ingat hal tersebut merupakan ujian bagi kita. Jika kita mampu bersabar maka Allah akan menaikan derajat kita di sisi-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ”Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqoroh : 153).
Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk meminta pertolongan dalam perkara dunia dan akhirat dengan kesabaran dan shalat. Selain itu, ayat yang mulia ini menunjukkan keutamaan orang yang bersabar yaitu mendapat ma’iyyah (kebersamaan) Allah.
Blogger Comment
Facebook Comment