Rumah Sakit (RS) memiliki kebudayaan tersendiri
Terdapat 2 sub kebudayaan terpenting di RS yaitu: (1) sub kebudayaan pasien dan (2) sub kebudayaan petugas kesehatan. Perbedaan kedua hal di atas seringkali menimbulkan masalah. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di RS memerlukan pemahaman yang baik terhadap kebudayaan pasien, dokter, dan perawat.
Hubungan Dokter - Pasien
- Pandangan pasien tentang sakit berbeda dengan pandangan dokter
- Pandangan yang sama adalah semua berupaya untuk kesembuhan
- Tindakan dokter diatur oleh UU, etika profesi, dll menurut standar medis
1. Sebagai orang berpengetahuan (ahli)
2. Sebagai orang berfigur baik dan akrab
Pasien hanya mampu mengevaluasi dokter dari peranan yang kedua.
Menurut Szazs & Molander hubungan Dokter-Pasien ada 3 tipe:
1. Hubungan Aktif-Pasif
2. Hubungan Pemberi petunjuk-kooperatif
3. Hubungan Partisipatif
- Pada praktek yang tidak stabil timbul kecenderungan si pasien memberikan petunjuk dan dokter menurutinya (Friedson)
- Karena takut kehilangan status dan penghasilan, dokter seringkali mengikuti keinginan pasien (Duff & Hollingshead)
- Hak Istimewa Dokter
- Masalah Ketidakpastian
- Masalah Bukan Penyakit dan Bukan Masalah Medis
- Masalah Komunikasi
- Masalah Tidak adanya kerjasama
- Masalah Tidak Adanya Kerjasama dengan Pasien
- Pasien mengabaikan pentingnya dimensi waktu dalam pengobatan
- Penyakit sebagai fenomena sosial bukan individu
- Masalah-masalah yang dikeluhkan pasien:
- Tempat pemberi pelayanan kesehatan
- Informasi
1. Explanatory Model
2. Masalah-masalah akibat medis
Dua hal yang positif menimbulkan kerjasama:
- Memberikan informasi/pendidikan kesehatan
- Memonitor pasien terus-menerus
Hubungan Dokter - Perawat
1. Menurut Benne & Bennis ada 3 dilema dalam area perawatan:
- Frustasi Perawat yang disebabkan oleh perbedaan persepsi
- Permasalahan hubungan dokter-perawat
- Masalah profesi
- Perasaan intim terhadap pasien
- Bersikap feminim
- Memberikan perlindungan terhadap pasien
- Dalam kenyataan penggunaan perawat lebih bersifat ekonomis dan seringkali lebih dibebani tugas administratif
- Hubungan dokter-perawat adalah hubungan salah pengertian
- Menurut Barbara Bates, dokter menganggap perawat dan petugas kesehatan lain bekerja untuk dokter bukan untuk pasien sehingga perawat adalah pembantunya dan bukan teman sekerja.
- Bertambahnya jumlah perawat dan adanya pendidikan tinggi di bidang keperawatan mendorong berkembangnya profesionalisme dan hubungan kemitraan antara dokter-perawat maupun petugas kesehatan lainnya.
- Menurut Husted dan Husted, 1990 :
- Seorang pasien dalam situasi menjadi pasien mempunyai tujuan tertentu
- Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga mempunyai tujuan tertentu.
- Kondisi yang dihadapi pasien merupakan penentu peran perawat terhadap pasien
- Konteks hubungan perawat dan pasien
- Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat berperan Sebagai konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya.
- Perawat juga dapat berperan sebagai pengganti orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam ungkapan perasaan-perasaannya.
- Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, maka setiap hubungan harus didahului dengan kontrak dan kesepakatan bersama,
- pasien mempunyai peran sebagai pasien dan perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan
- Kesepakatan ini menjadi parameter bagi perawat dalam menentukan setiap tindakan etis.
Blogger Comment
Facebook Comment